Dalam Pelukan Keabadian Karya : NesyaHadar ______________________________ Tuan, pamitmu dini hari tadi Ternyata mengusaikan segala kisah Kepergianmu menjadi catatan duka semesta Empat menit telah merebutmu Engkau hilang sekejap mata Menyisakan duka dan sesaknya air mata Muram Nabastala mencurahkan tangis Atmaku gelisah semenjak langkahmu menyusuri bagaskara pagi ini Gelabah hatiku di ruang tanpa aksara Pulau Lancang diam menjadi saksi bisu atas kepingan-kepingan darah dan percikan anala Tuanku telah pergi Menyisakan secarik kenangan yang abadi Kan kujaga cinta kasih yang Tuan selipkan di keningku fajar tadi Dalam lantunan doa-doa suci Aku luluh dalam tatapan warta yang membahanakan gulita Tuan, adakah keajaiban kau kan kembali Tuk berbincang menggulirkan waktu Seperti janjimu padaku Bahwa kau takkan tinggalkanku terdayuh sendiri Tapi nyata sunyi tlah memelukmu dalam keabadian hakiki. Jakarta, 10 Januari 2021 Mengenang Sriwijaya Air SJ 182
📝 "Menggapai Ma'rifat hidup dalam pencapaian diri untuk bisa meraih, menemui dan slalu mencintai Nya." Melihat situasi saat ini perih rasanya hati ini, sebab demi perut yang lapar manusia rela melakukan apa saja, dengan iman yang rapuh dan jiwa yang kosong. Sesungguhnya kebanyakan manusia lupa harus menggantungkan hidup pada siapa 😢 Ketahuilah, Jangan pernah bergantung pada manusia. Apalagi pada ajakan dan bujuk rayu syaitan yang slalu berusaha menyesatkan manusia, hingga misi mereka (para syaitan) berhasil, menarik manusia pada tempat kehinaan, tempat akhir hidup dalam kepedihan kelak. Demi perut yang lapar, Manusia tega meregangkan nyawa manusia lainnya, Bahkan ada dua kemungkinan, Ruh manusia lain yang akan terpisah dari tubuhnya, Atau ruh mereka sendiri yang akan terlepas dari jasadnya.... Dengan berdalih, demi keluargaku, Agar tak mati kelaparan! Benarkah demikian? Wajarkah? Sepertinya, mereka benar benar lupa siapa Pencipta Nya, Pencipta Yang telah me